Multitasking_Bikin_Nggak_Produktif
6, Nov 2025
Kenapa Multitasking Justru Bikin Kamu Nggak Produktif

Di era serba cepat seperti sekarang, banyak orang merasa bangga kalau bisa melakukan banyak hal sekaligus. Sambil kerja ngetik, buka WhatsApp, denger musik, cek notifikasi Instagram, bahkan sesekali scrolling TikTok. Kedengarannya keren dan sibuk, tapi kenyataannya — multitasking justru bikin kamu nggak produktif.

Kok bisa?

1. Otak Nggak Didesain untuk Banyak Fokus Sekaligus

Secara ilmiah, otak manusia nggak bisa benar-benar melakukan dua hal berat bersamaan. Yang terjadi adalah otak terus berpindah fokus dengan cepat dari satu tugas ke tugas lain.
Akibatnya, energi mental kamu terkuras cuma buat “berpindah-pindah perhatian” — bukan menyelesaikan pekerjaan utama.

Bayangin aja: setiap kali kamu berpindah dari mengetik laporan ke buka chat, butuh waktu beberapa detik untuk otak menyesuaikan kembali. Kalau dilakukan ratusan kali dalam sehari, hasilnya? Waktu kamu banyak hilang cuma buat adaptasi fokus.

2. Kualitas Hasil Kerja Menurun

Saat multitasking, kamu cenderung melakukan tugas dengan setengah perhatian. Kesalahan kecil jadi lebih sering terjadi — entah itu typo di dokumen, lupa kirim file, atau salah kirim pesan penting.

Studi dari Stanford University juga menunjukkan bahwa orang yang sering multitasking lebih sulit menyaring informasi penting dan lebih pelupa dibanding yang fokus ke satu hal dalam satu waktu.

3. Waktu Pengerjaan Justru Lebih Lama

Ironisnya, niat awal multitasking adalah biar kerjaan cepat selesai. Tapi yang terjadi malah sebaliknya:
karena kamu sering berpindah konteks, setiap tugas butuh waktu lebih lama untuk diselesaikan.

Coba bandingkan:

  • Fokus 100% ke satu tugas selama 30 menit ➜ selesai

  • Bagi perhatian ke tiga tugas sekaligus ➜ total waktu bisa molor 1 jam lebih

4. Stres dan Burnout Lebih Cepat Datang

Multitasking bikin otak bekerja lebih keras dari biasanya. Kamu merasa sibuk sepanjang waktu, padahal progress-nya lambat. Ini bisa memicu stres, kelelahan mental, dan rasa bersalah karena merasa “belum cukup produktif”.

Kalau dibiarkan terus, bisa berujung ke burnout — kondisi di mana kamu kehilangan semangat dan motivasi total untuk bekerja.

5. Cara Lebih Efektif: “Single-Tasking”

Solusinya bukan berhenti sibuk, tapi mengatur fokus secara cerdas.
Coba mulai dengan cara ini:

  • Prioritaskan satu tugas utama setiap kali bekerja.

  • Gunakan teknik Pomodoro (25 menit fokus, 5 menit istirahat).

  • Jauhkan notifikasi saat bekerja.

  • Buat daftar to-do harian dan tandai setelah selesai.

Kamu bakal kaget betapa cepat dan tenangnya kerjaan selesai saat kamu benar-benar fokus ke satu hal.

Kesimpulan

Multitasking terdengar keren, tapi sebenarnya itu jebakan.
Daripada menyebar energi ke banyak hal sekaligus, lebih baik arahkan perhatianmu ke satu hal dalam satu waktu.
Bukan cuma bikin hasil lebih baik, tapi juga menjaga kesehatan mental dan waktu istirahatmu.

Mulai hari ini, yuk coba jadi orang fokus, bukan orang sibuk.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Posts

Pilihan Busana yang Bikin Hari Kamu Lebih Ceria

Tak perlu menunggu momen spesial untuk memilih busana yang membuat hati berbunga‑bunga. Dengan sedikit sentuhan warna, pola, dan gaya yang…